"Mau jadi apa engkau kelak, nak?"
Dengan lugu dan polosnya anak itu menjawab, "Aku mau jadi HANDPHONE (HP)".
"Kok jadi HP, kenapa?", tanya Bu Guru.
Anak itu terdiam sejenak, sedih. Lalu ia berkata lirih, "Ayah dan ibu kemana-mana selalu membawa HP, tapi sangat jarang mengajakku pergi atau jalan-jalan..
Mereka selalu memegang HP..tapi jarang sekali memegang tanganku, membelai rambutku, apalagi memelukku..
Mereka sering sekali bermain games di hp...tetapi tak mau bermain denganku saat aku merindukan mereka
Mereka selalu beri makan hp dengan charge listrik di dinding.... atau baterai cadangan.... tapi tak peduli kalau aku lapar dan butuh makan
Mereka selalu periksa apakah hp ada dan dibawa, tapi tidak mau tau apa yg kuperbuat atau dimana aku berada..
Mereka selalu berbicara lama sekali dg hp.. .. tapi malas bicara berlama-lama denganku.. malah mengusirku saat mereka asyik bicara pada hp.
Mereka rajin ganti casing hp tapi tidak membeliku baju baru ..
Mereka beli hp mahal dan bagus di Mall... tapi makananku murah mama beli di pinggir jalan dekat rumah...."
Berlinang air mata, anak itu menuturkan isi hatinya, didengarkan oleh bu guru yang terharu dengan meneteskan air mata namun tertegun bagaikan patung tak bergerak.
Setengah berteriak, anak itu berkata lagi,
"Aku mau jadi handphone..!!
Handphone..!!
HANDPHOOONE.. !!!".
Ternyata....banyak PERHATIAN dan KASIH SAYANG yg hilang dicuri oleh kesibukan kita dengan handphone.
Teman bicara pun kita tinggalkan atau tidak kita hormati krn kita lebih mendahulukan dan pentingkan handphone.
Waktu berbincang2 dan senda-gurau pun jauh berkurang karena disingkirkan oleh handphone.
Kemesraan keluarga, orangtua dan anak, bahkan suami istri kini hilang gara-gara masing-masing sibuk dengan handphone..‼
Tidakkah kita bisa MENGAMBIL JARAK dengan handphone...??
Tidakkah kita bisa lebih MENDEKATKAN DIRI dengan PASANGAN KITA.. mulai lagi MENGHARGAI dan MENYAYANGI orang2 di dekat kita.. sesama yg di depan mata kita..??
Mari renungkan...
No comments:
Post a Comment