Aku berasal dari madura, namaku muhammad riza solihin, panggilan sehari hariku nurul arifin.
Saat usiaku 17 tahun, aku masuk pesantren (sekolah theology islam) untuk memperdalam ajaran islam, sebab keluargaku adalah penganut agama islam yg taat...
Setelah dewasa aku hijrah ke sampit kota waringin kalimantan tengah...
Saat itu kebencianku terhadap orang2 kristen sangat memuncak tidak terkendali...
Setiap hari minggu, aku dan teman2ku sengaja mengangkat bak penutup got ditrotoar dan menutupinya dengan daun2 kering dan jerami, sehingga banyak orang2 kristen yg pergi ke gereja melewati trotoar itu terjatuh kedalam got, mereka keseleo dan terluka akhirnya tidak jadi pergi ke gereja...
Hampir setiap pagi aku melempari bangunan gereja dengan batu2 kecil yg kupungut di jalan.
Aku berkenalan dengan seorang gadis dayak bernama eva, kulitnya putih kemerah merahan..
Saat perkenalan pertama, aku tidak mengetahui bahwa dia seorang gadis kristen, sebab dirumahnya tidak menggunakan acesories kristen seperti salib atau kalender kristen...
Aku menolak dan memutuskan hubungan dengannya setelah mengetahui bahwa dia gadis kristen dari seorang temannya...
Namun eva berkata padaku bahwa dia bersedia pindah agama menganut agama islam dan bersedia menikah denganku berdasarkan hukum agama islam....
Dengan syarat itu aku setuju menikah dengannya, sebab akupun mulai menyukainya..
Kami menikah dan tinggal dikampungnya sekitar 17 km jauhnya dari kota sampit...
Namun setelah menikah, ternyata isteriku tetap saja berdoa seperti orang kristen, dia membaca alkitab dan menyanyikan lagu pujian.
Isteriku tidak bersedia belajar Al-Quran...
Pertengkaran dalam rumah tanggaku tidak dapat dihindari, aku merasa dibohongi..
Saat isteriku membaca alkitab, aku marah tidak terkendali, aku bukan saja menampar dan memukulnya, bahkan sampai menginjak injaknya...
Isteriku berkata : " dibunuhpun saya bersedia, asal kamu jangan menyuruhku menyembah Tuhanmu, dan tolong jangan bakar alkitabku ".. Saya sudah siap membayar harga sejak menikah denganmu dan akan selalu berdoa untukmu ujarnya...
Sejak februari tahun 2001 terjadi kerusuhan antar etnis di sampit, kerusuham ini telah berlangsung hampir setahun yg meluas sampai ke palangkaraya kalimantan tengah, kerusuhan paling berdarah yg pernah terjadi sejak republik ini didirikan...
Dalam budaya dayak, setiap pertikaian atau konflik yg terjadi akan diselesaikan dengan acara adat, jika konflik terus berlangsung tanpa penyelesaian adat, maka " mangkok merah " akan keluar...
Mangkok merah adalah media untuk berhubungan dengan roh nenek moyang, juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar sesama suku dayak..
Mangkok merah ini dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk menghimpun semua warga dayak yg ada di kalimantan termasuk dayak malasya untuk maju berperang...
Mangkok merah adalah penanda akan terjadi pertumpahan darah...
Seiring dengan keluarnya mangkok merah ini, pasukan inti dayak yg bermukim dipedalaman akan turun gunung...
Pasukan inti dayak ini diperkirakan hanya berjumlah dibawah 300 orang, mereka rata rata berusia muda dibawah 25 tahun...
Mereka sangat teruji dalam perang, mereka kebal terhadap peluru dan senjata tajam...
Pasukan ini mampu berjalan 3 hari 3 malam tanpa makan dan minum, itulah sebabnya mereka langsung memakan daging musuhnya yg dibunuhnya dalam pertempuran...
Pasukan ini mampu mendeteksi keberadaan musuhnya sejauh 500 m dengan indera penciumannya..
Pasukan inti dayak ini tidak punya agama dan tidak kenal belas kasihan...
Warga dayak biasa juga akan kebal senjata setelah mengikuti ritual adat "Tariu" yg dipimpin oleh panglima dayak, namun mereka hanya kebal sementara, perlu selalu diperbaharui bukan seperti pasukan inti...
Warga dayak biasa ini akan langsung kesurupan setelah mendengar panggilan : kuluk... kuluk... yg terdengar saling bersahutan dari segala penjuru hutan dan ikut berperang...
Pada kerusuhan sampit, orang2 dayak membantai orang2 madura, memenggal kepala mereka dan memakan dagingnya...
Aku sangat ketakutan dan memohon kepada isteriku agar dia berbicara kepada orang2 dayak itu untuk menjamin keselamatanku...
Namun isteriku menjawabku : saya tidak bisa melindungimu, yg dapat menolongmu hanyalah Yesus Kristus Tuhan yg hidup...
Dia akan menolong anak2Nya tepat pada waktunya, tidak ada yg mustahil bagi Nya, jadi minta tolonglah pada Nya...
Aku marah mendengarnya waktu itu dan berkata : ngapain aku minta tolong pada Tuhanmu yg gondrong itu, Tuhannya orang barat...
Namun saat situasi semakin mencekam dan aku kembali dilanda ketakutan, aku berkata pada isteriku : tolong bicaralah dengan mereka kan kamu juga orang dayak ??... kalau aku mati bagaimana ??...
Isteriku berkata : jika kamu mati, itu sudah kehendak Tuhan, hanya Tuhan Yesus yg dapat menolongmu bukan saya...
Akibat jalan buntu untuk mendapat perlindungan, akhirnya aku memutuskan untuk ikut mengungsi, namun isteriku tidak bersedia ikut sebab anak kami masih berumur beberapa bulan...
Pagi itu truck pengungsi datang untuk mengangkut orang2 madura kepelabuhan...
Isteriku menyiapkan tas kecil sambil berpesan : semua keperluanmu sudah ada di tas itu...
Aku tidak sempat memeriksanya dan naik keatas truck, lalu duduk paling pojok sambil ketakutan...
Truck kami dikawal oleh 4 orang tentara, dan didalamnya ada 20 orang pengungsi...
Tiba2 ditengah jalan, kami bertemu dengan gerombolan orang dayak yg berjumlah sekitar 100 orang...
Mereka berteriak teriak agar orang madura yg ada di truck itu diserahkan...
Seorang tentara berkata : " tidak bisa langkahi dulu kami, mereka semua tanggung jawab kami " sambil dia melepaskan tembakan peringatan...
Namun sebuah sumpit beracun menghunjam dadanya, tentara itu tewas seketika...
Ketiga orang temannya lari tunggang langgang meninggalkan truck dan 20 pengungsi yg ada di dalamnya...
Kami semua gemetar ketakutan, masing2 sembahyang dan berdoa komat kamit memohon perlindungan, hanya aku yg terdiam membisu dengan lidah kelu akibat ketakutan yg datang menyergap...
Tiba2 seorang ibu muda berdiri sambil membopong bayinya, mungkin mencoba meminta belas kasihan, namun dalam hitungan detik kepalanya sudah jatuh ditanah, yg putus dari lehernya, suaminya yg berusaha menolongnya juga tewas dengan tusukan tombak yg menembus perutnya...
Sebab tidak ada lagi jalan keluar, aku teringat pesan isteriku bahwa : hanya Yesus Kristus yg dapat menolongku, akhirnya aku berseru dalam hatiku, " Tuhannya isteriku " jika benar Engkau Tuhan yg hidup selamatkanlah aku, karena hal itu adalah MUSTAHIL bagiku...
Jika aku selamat maka aku akan menyembahmu sebagai Allahku sampai selama lamanya...
Dalam sekejab aku merasakan ada sesuatu yg membungkus tubuhku....
Satu persatu orang dalam truck itu dibantai, hanya tinggal aku sendiri...
Aku berdiri dan keluar dari truck, aku berjalan diantara gerombolan dayak itu yg masih berdiri mengelilingi truck, tetapi aneh sekali tidak seorangpun dari antara mereka yg melihatku...
Aku berlari menuju sungai yg ada dipinggir jalan itu dan masuk kedalam air, aku melihat 3 orang mengejar dibelakangku, aku menyangka bahwa mereka sedang mengejarku, namun ternyata mereka membaui seorang madura yg ada disungai itu tidak jauh dari posisiku...
Mereka membunuh lelaki itu dengan tombak...
Aku menunggu gerombolan itu pergi dan kembali kejalan raya...
Aku berdoa kali ini dengan bersuara : Tuhannya isteriku kamp pengungsi masih jauh, (sekitar 8,5 km dari tempatku berdiri) aku tidak tahu harus bagaimana, bukankah tidak ada yg mustahil bagiMu ??.. dan menolong anak2 Mu tepat pada waktunya ??..
Tidak lama kemudian sebuah mobil tentara lewat dan berhenti didepanku, tentara itu berkata : bapak orang madura kan, ayo cepat naik kami mau kepenampungan, hari ini adalah penyisiran terakhir orang madura harus keluar dari sampit...
Aku masih terheran heran melihat pekerjaan Tuhannya isteriku, bagaimana Dia dapat langsung menjawab doaku...
Kami sampai di kamp penampungan, puluhan ribu orang madura telah berkumpul disana..
Aku sangat lapar dan tidak tahu harus membeli makanan dimana ??.. sebab waktu itu semua warung, restoran dan toko2 semua pada tutup..
Makanan adalah barang yg langka, uang dan harta tidak berarti saat itu..
Sebuah sepeda motor hanya ditukar dengan 1 dos indomie + 1 kardus aqua, dan sebuah mobil L300 hanya ditukar dengan 3 dos indomie + 3 kardus aqua....
Aku membuka tas kecil itu dan ingat pesan isteriku bahwa apa saja yg kubutuhkan telah ada disitu, ternyata isinya hanya sebuah ALKITAB....
Sekali lagi aku berdoa : " Tuhannya isteriku Engkau telah menyelamatkanku sejauh ini, pastilah Engkau tidak membiarkanku mati kelaparan "....
" Mustahil " bagiku mendapatkan makanan dilautan manusia yg kelaparan ini...
Aku keluar dan berjalan mengitari kamp, seorang teman lamaku memanggil namaku dan memberiku makanan gratis....
Makanan itu bukan hanya cukup buatku, masih ada sisanya lalu aku membagikannya kepada orang lain yg kelaparan....
Sesaat kemudian terdengar suara di pengeras suara, bahwa telah ada beberapa truck yg siap mengangkut 3000 orang pengungsi kesurabaya, diharapkan kepada yg mau ikut agar segera naik...
Ribuan manusia segera berhamburan, dan berebut untuk naik keatas truck, bahkan telah banyak orang yg bergelantungan dibadan truck yg penting bisa ikut terangkut kepelabuhan..
Ketakutan telah membuat orang itu kehilangan akal sehat, sebab didalam kamp itupun masih ada orang yg tertombak mati dan tidak sedikit orang yg terinjak injak mati...
Aku berdiri dipinggir jalan dan termangu mangu melihat truck yg diselimuti ribuan manusia itu...
Aku berdoa : " Tuhannya isteriku, aku ingin pergi kesurabaya tetapi aku tidak mau naik truck seperti itu...
Saat itu juga sebuah truck datang, penumpangnya hanya beberapa orang dan ternyata truck itu adalah milik pamanku, aku naik dan sampai dipelabuhan..
Begitu truck kami naik kekapal pintu kapalpun langsung ditutup, masih ada ratusan orang yg belum terangkut....
Seorang ibu muda meratap sedih, dia memohon belas kasihan...
" suami dan bayi saya sudah naik pak, tolong saya agar bisa ikut kasihan bayi saya bisa mati jika tidak saya beri ASI, tolonglah pak rintihnya"
Namun petugas kapal itu tanpa belas kasihan berkata : tidak bisa !!... kalau diijinkan semua pada naik, akan melebihi kapasitas...
Tali kapal sudah dilepas dari dermaga namun kapal belum bergerak...
Kembali aku berdoa : " Tuhannya isteriku " kalaupun saya tidak ikut, saya ingin ibu itu dapat menggantikan saya..
Seketika kapten kapal berkata dipengeras suara, semua penumpang yg masih ada didermaga cepat naik dan pintu kapal kembali dibuka..
Sungguh ajaib semua yg " mustahil " dan pertolongan tepat waktu terus terjadi sepanjang hari itu, saat aku berdoa kepada Tuhannya isteriku....
Aku melihat bahwa " Tuhannya isteriku " Tuhan Yesus adalah Tuhan yg hidup.....
Setelah kerusuhan berlalu, aku berkumpul kembali dengan anak dan isteriku, namun aku bukan lagi diriku yg dulu, aku telah percaya sepenuhnya kepada Yesus Kristus dengan segenap hatiku..
Aku mengikuti isteriku kegereja dan dibaptis, mereka memberiku nama baru, nama baptisku "Yehezkiel Imanuel"....
Semoga kesaksian diatas bsa membuat hati kita bsa semakin mendektkan diri kepada tuhan.
AMIN.
JGN LUPA D SHARE YA.
Semoga mujijat2nya dilimpahkan kepada kita semua.
AMIN!!!!!
No comments:
Post a Comment